Kenapa baru tahu aku, susahnya jadi orang tua
Yang selalu salah bila anak-anak tak bahagia
Sudah benar kala ku kanak-kanak dulu, kusalahkan orang tuaku karena itu
Tiap hari cuma menuntut, menasehati, dan marah-marah melulu
Tanpa sedikitpun makna yang aku tahu
Mungkin, saat itu, berat juga orang tuaku seperti aku kini rasanya
Marah karena cinta, tapi anak-anak tak paham maksudnya
Kenapa baru tahu aku susahnya jadi suami
Yang selalu salah bila tak bisa membahagiakan istri
Aku harus keras untuk menjaga cintaku padamu, istriku!
Tapi kau malah berhitung, mana yang benar bagimu, dan mana yang salah dariku
Lalu bila sudah begitu, tak ada kata atau sapa darimu, kau mulai membisu
Mungkin, saat itu, berat juga bapakku seperti aku ini rasanya
Marah karena cinta, tapi istri tak paham maksudnya
Kenapa baru taku aku susahnya berkeluarga
Yang selalu salah bila rumah tangga tak tertata
Aku sudah jadi prajurit yang berjaga bahkan disaat mereka yang kucinta lelap dan beku
Aku tak berhitung berapa banyak darah, airmata dan keringatku untuk itu
Tapi tetap tak terlihat makna dari semua jerih payahku, kelu
Mungkin, saat ini, berat juga anak istriku seperti aku rasanya
Entah bagaimana cara mereka mengungkapkan rasa cintanya
Belajar harus sampai mati
Baru kita akan sama-sama sadari
Membesarkan anak-anak harus dengan hati
Kau akan tahu hasilnya nanti
Berpikir seperti mereka melihat dunia
Merasa seperti mereka mencintai kita
Karena kadang menjadi dewasa, bisa membutakan mata
Bagi langkah kecil yang menuntun kita menuju kebijaksanaan yang sesungguhnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar